View of Bamboo. |
Minggu pagi kembali iwan mondar-mandir di depan rumah encum sambil bawa buku syair koes plus dan the favorite terbaru dan lengkap, baru 2 x balik encum udah lari ngejar umpan the best, pergumulan terjadi buku berputar kebelakang, atas, belakang punggung dan kepala encum, encum terus berusaha merebut tanpa malu iwan
dipeluk erat dan diciumin agar buku terlepas, benar juga setelah pelukan dan ciuman mendarat berkali-kali bukupun terlepas, kita duduk di pos pramuka menyanyikan lagu-lagu itu sampe laper berat baru pulang untuk makan, anak kelas 5 sama anak kelas 6 ini kemana-mana berdua sampe orang tua pada saling minta maaf atas kedekatan kita yang kebangetan, emang ngga ada lagi rasa malu bahkan sering kali berdua menyuap penjaga TV RW agar dapat duduk berdua di depan, jika telat kita duduk dikursi tali 5 menit pantat molos digosok-gosok penjahat dari belakang.
Waktunya belanja besar telah tiba, si encum triak-triak "Tante-tante...!, pinjem iwan buat teman ke pasar", Ibu bilang "Masuk orangnya lagi mandi", si encum ngga pake malu duduk di depan pintu kamar mandi sambil nyanyi-nyanyi, 10 menit kemudian kita sudah duduk di beca berduaan, jarak ke pasar lumayan 3,5 km, tukang becanya bang japar, abis belanja terus makan soto mie berdua, bonus kurir, sepanjang jalan ngomong terus ngga pake koma, perlahan kegembiraan yang suci sudah mulai berwarna senyumnya berubah, tadinya malu-maluin berubah jadi pemalu, pelukannya jadi lembut, si encum mukanya warna warni dan mesemnya feminin, ngakaknya hilang, sejak pulang dari pasar iwan jadi banyak pikiran dan susah melamun, ada hentakan kuat yang mengekang sikap kita, rasa memiliki memuncak dan kita jadi betul-betul merasakan semua rasa baru, lucu jadi agak kaku, kontak bukan sembarang kontak penuh perasaan dan agak diam.
Kita janjian ketemu di Kebun bambu Rempoa, iwan ngintip dulu dari jauh, emang si bogel ini ayu, menenangkan dan duduk deket dia IQ naik 27 derajat, "Assalamualaikum", terkekeh-kekeh dijawab
"Wa' alaikum saalam Ustads gusek", kita saling mengungkapkan kesenangan masing-masing, ternyata ini pertemuan terakhir dia mau pindah smp di kota lain dan bersamaan iwan juga pindah ke kota lain, jadi berpisah dan tidak ada yang di tinggalkan..semua pergi ke kota, air mata mengalir bebarengan tanpa janji setia, sesuai kitab koes plus "kisah cinta remaja bagai sekuntum bunga, bila dipetik akan layu selamanya", ngga di petik ya ngga dapet bunga deh.
dipeluk erat dan diciumin agar buku terlepas, benar juga setelah pelukan dan ciuman mendarat berkali-kali bukupun terlepas, kita duduk di pos pramuka menyanyikan lagu-lagu itu sampe laper berat baru pulang untuk makan, anak kelas 5 sama anak kelas 6 ini kemana-mana berdua sampe orang tua pada saling minta maaf atas kedekatan kita yang kebangetan, emang ngga ada lagi rasa malu bahkan sering kali berdua menyuap penjaga TV RW agar dapat duduk berdua di depan, jika telat kita duduk dikursi tali 5 menit pantat molos digosok-gosok penjahat dari belakang.
Waktunya belanja besar telah tiba, si encum triak-triak "Tante-tante...!, pinjem iwan buat teman ke pasar", Ibu bilang "Masuk orangnya lagi mandi", si encum ngga pake malu duduk di depan pintu kamar mandi sambil nyanyi-nyanyi, 10 menit kemudian kita sudah duduk di beca berduaan, jarak ke pasar lumayan 3,5 km, tukang becanya bang japar, abis belanja terus makan soto mie berdua, bonus kurir, sepanjang jalan ngomong terus ngga pake koma, perlahan kegembiraan yang suci sudah mulai berwarna senyumnya berubah, tadinya malu-maluin berubah jadi pemalu, pelukannya jadi lembut, si encum mukanya warna warni dan mesemnya feminin, ngakaknya hilang, sejak pulang dari pasar iwan jadi banyak pikiran dan susah melamun, ada hentakan kuat yang mengekang sikap kita, rasa memiliki memuncak dan kita jadi betul-betul merasakan semua rasa baru, lucu jadi agak kaku, kontak bukan sembarang kontak penuh perasaan dan agak diam.
Kita janjian ketemu di Kebun bambu Rempoa, iwan ngintip dulu dari jauh, emang si bogel ini ayu, menenangkan dan duduk deket dia IQ naik 27 derajat, "Assalamualaikum", terkekeh-kekeh dijawab
"Wa' alaikum saalam Ustads gusek", kita saling mengungkapkan kesenangan masing-masing, ternyata ini pertemuan terakhir dia mau pindah smp di kota lain dan bersamaan iwan juga pindah ke kota lain, jadi berpisah dan tidak ada yang di tinggalkan..semua pergi ke kota, air mata mengalir bebarengan tanpa janji setia, sesuai kitab koes plus "kisah cinta remaja bagai sekuntum bunga, bila dipetik akan layu selamanya", ngga di petik ya ngga dapet bunga deh.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari turut mensukseskan budaya berkomentar yang baik, silahkan berkomentar secara bijak, setia dengan topik dan thema yang sobat baca, tanpa keraguan serta tanpa kesombongan.